Masjid Sorobujan: Masjid Kota Lama Klaten


Majelis Klaten - Masjid Sorobujan terletak di Dusun Sorobujan, Desa Jimbung, Kalikotes, Klaten. Jimbung sendiri tercatat memiliki jejak-jejak sejarah yang luar biasa. Awalnya Desa Jimbung merupakan penggabungan dari lima kelurahan di awal Kemerdekaan.

Dimulai dari Masjid dan Makam Panembahan Agung Kajoran yang terletak di Dusun Kauman. Beliau merupakan keponakan sekaligus menantu Sunan Pandanaran ing Tembayat, pendiri Wangsa Kajoran yang masyhur itu. Situs lain yang bersejarah seperti Sendang Bulus Jimbung, Makam Putri Keling dan Makam Pangeran ing Kampak, seorang Ulama keturunan Kajoran era Panembahan Senopati.

Situs bersejarah yang di Jimbung yakni masjid. Masjid tersebut bernama Masjid Sorobujan dan Masjid Jonayan, penyebutan ini didasarkan pada nama dusun setempat. Kedua masjid tersebut tercatat dalam peta Belanda tahun 1900an awal.

Dalam Babad Giyanti, Babad Sultanan, Babad Kemalon (Pakunagara), tercatat Jimbung merupakan pesanggrahan dari Pangeran Mangkubumi (kelak bergelar Sultan Hamengkubuwono I) dan RM Said atau Pangeran Sambernyawa (kelak bergelar KGPAA Mangkunegara I).

Masjid Sorobujan terletak di selatan tempat yang tertulis sebagai Kabupaten. Menurut takmir masjid, memang utara Masjid Sorobujan dulu merupakan Kabupaten Klaten Lama. Dulu pernah berdiri bangunan kantor kabupaten tersebut tetapi saat ini telah hilang. Karena sejak 9 Februari 1903 Poerno (Jimbung) areal Sorobujan telah dijadikan pioner Distrik.

Masjid Sorobujan masih terdapat cagak papat atau 4 tiang masjid, masih terdapat padasan kuno dan beratap tumpang dua. Masih terdapat pawestren. Di depan masjid terdapat sebuah yoni yang tidak boleh dipindahkan oleh warga.

Di pinggir utara Dusun Sorobujan terdapat pemakaman umum. Terlihat beberapa nisan model Bayatan era Diponegoro. Tradisi yang masih terlihat adalah Sadranan di bulan Ruwah yang dilaksanakan di masjid. Walaupun dulu juga masih ada kenduri tiap malam Jumat di masjid dan Sholawatan Jowo atau Santi Swaran yang dikenal sebagai Wulangrehan. Dulu cuman ada kentongan, bedugnya tidak pernah ada, seingat takmir masjid sejak kecil.

0 Komentar