Menapaki Kauman Wedi Klaten


Majelis Klaten - Wedi, sebuah kota kecil tua di pedalaman Jawa ini telah tersohor sejak lama. Wedi jauh terlebih dahulu ada sebelum kata "Klaten" disebut dalam sejarah. Berada dalam perlintasan Pajang dan Mataram.

Sejak dulu telah menjadi kota yang makmur dengan perdagangannya. Dibuktikan ketika Sunan Pandanaran datang dari Semarang, beliau singgah di rumah pedagang serabi di suatu pasar milik Nyai Tasik. Sunan Pandanaran menyamar dengan nama Slamet. Menurut legenda, ketika ada penjual beras menggendong dagangannya ditanyai oleh Slamet mengaku hanya membawa pasir atau Wedi, mulai saat itulah legenda Wedi muncul. Namun secara tempat, Wedi kuno telah berdiri sebagai pusat perdagangan kala itu.

Dalam Serat dan Babad setelahnya, Wedi atau Wedhi selalu muncul. Menjadi tempat penting baik sebagai pusat perdagangan, rute pergerakan pasukan sampai markas maupun pusat pengerahan massa. Bahkan era Diponegoro termasuk pusat pendidikan Islam.

Di sebelah barat Pasar Wedi, Utara makam Nyai Tasik, berdiri Masjid Kauman Wedi. Masjid ini masih memiliki cagak papat atau 4 tiang masjid. Masih kolam di dekat tempat wudhu. Masih ada bedug masjid gaya Surakarta.

0 Komentar