Klaten Memiliki Dua Kutub Wisata, Utara Air dan Selatan Ziarah

Majelis Klaten – Pariwisata di Klaten memiliki 2 (dua) penampangan, yakni wisata air di bagian utara dan wisata ziarah di bagian selatan. Wisata ziarah khususnya yang paling terkenal yakni Kompleks Makam Sunan Pandanaran, terdiri dari makam dan segala peninggalannya, diantaranya Masjid Golo. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Minardi pada Sarasehan Pengenalan Teknologi tentang Tata Kelola Obyek Wisata Berbasis Informasi Teknologi (TI) di Aula Balai Desa Paseban pada Rabu (13/8/2025).

“Wisata ziarah merupakan wisata minat khusus, Klaten terdiri dari dua jenis wisata, utara wisata air dan selatan wisata ziarah.” Ungkap Minardi

Kegiatan yang bertema “Pengembangan Tata Kelola Obyek Wisata Sunan Pandanaran Berbasis Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kawasan Wisata Budaya di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten” ini berlangsung antusias. Diselenggarakan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” Yogyakarta dan Universitas Proklamasi 45 (UP45) Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Pengelola Hastana (BPH) Makam Suna Pandanaran dan Pemerintah Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

Perguruan tinggi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) diperlukan untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada, salah satunya peningkatan kualitas layanan desa wisata.

“Untuk itu, kami, dengan dukungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia melakukan kegiatan PkM tentang Pengembangan Tata Kelola Obyek Wisata Sunan Pandanaran Berbasis Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kawasan Wisata Budaya di Desa Paseban agar semakin meningkat,” terang Minardi yang juga sebagai Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat di Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STPMD “APMD”.

Sedangkan Kepala Desa Paseban Albertus Eko Tri Raharjo mengungkapkan tentang perkembangan tata kelola wisata berbasis teknologi informasi khususnya di kawasan Desa Paseban.

“Saat ini, layanan wisata berbasis teknologi informasi seperti WEB belum tertata dengan baik. Ada layanan desa dengan mengunakan teknologi informasi seperti WEB, namun media tersebut milik Pemerintah Daerah. Untuk itu, pihaknya menyambut baik dukungan pengelolaan wisata di wilayahnya dengan mengembangkan tata kelola berbasis teknologi informasi Website ini. Hal ini untuk mengantisipasi dan meningkatkan kunjungan wisata seperti Wisata Religi Sunan Pandanaran yang cenderung menurun,” ungkap Eko, panggilan akrabnya.



0 Komentar