Masjid Petapa Agung Penantang Matahari

Majelis Klaten - Masjid Agung Kajoran Klaten dibangun oleh Panembahan Agung. Nama lainnya adalah Sayyid Maulana Mas putra Sayyid Kalkum atau Pangeran Wotgalih atau Panembahan Agung Ponorogo. Makam Panembahan Agung Ponorogo di Astana Katongan Ponorogo karena termasuk menantu, tetapi ada yang menyebut sebagai putra dari Bathoro Katong Ponorogo.

Panembahan Agung Kajoran merupakan keponakan sekaligus menantu dari Sunan Pandanaran ing Tembayat. Berturut-turut menikahi Nyai Ageng Kajoran, lalu Nyai Ageng Biting. Beliau berdua merupakan putri Sunan Pandanaran.

Panembahan Agung Kajoran pemberi nama Kajoran. Berawal ketika Sayyid Maulana Mas atau Panembahan Agung Kajoran sampai di Kajoran, saat itu masih berupa hutan. Sayyid Maulana Mas kemudian bertapa di bawah pohon Johar dengan alas daun Kajar. Dari situ berkembang menjadi Kajoharan lalu lama kelamaan menjadi Kajoran.

Masjid Kajoran masih tergolong asli daripada masjid-masjid tua lain di Klaten. Terdapat kolam, pawestren, bedug gaya Surakarta, mustaka dari tanah liat, soko tiang masjid dan mimbar. Dulu di Masjid Agung Kajoran Klaten saat Sholat Jumat selalu dikumandangkan adzan yang dilakukan oleh 5 orang muadzin secara bersamaan sampai tahun 1965, tradisi itu telah lenyap.

Panembahan Agung Kajoran merupakan pendiri Wangsa Kajoran yang termasyhur itu. Kajoran bersama Giring sering berbeda pendapat dengan penguasa saat itu. Semua berhulu dari Leluhurnya Yang Agung yakni Sunan Pandanaran ing Tembayat.

Bahkan dalam Babad Cirebon menyebutkan bahwa Kajoran adalah seseorang yang “bertapa menatap matahari”, karena berani berbeda dan ketegasanya terhadap penjajah dan penjajahan.

Diantara keturunan tersebut adalah Panembahan Romo yang merupakan buyut dari Panembahan Agung. Panembahan Romo inilah Guru dari Trunojoyo dan menyaudarakan dengan Adipati Anom (kelak bergelar Amangkurat II) walaupun kemudian mengkhianatinya.

Di satu sisi, keturunan Kajoran banyak yang menikah dengan Dinasti Pajang maupun Dinasti Mataram Islam, salah satunya Gusti Kanjeng Ratu Pelabuhan yang makamnya di belakang bekas Masjid Kauman Pleret. Dari Ratu Pelabuhan atau Ratu Wetan inilah kemudian menurunkan Para Raja dan Ulama di Nusantara lewat Pakubuwana I.

0 Komentar