Masjid Guru Para Raja di Klaten


Majelis Klaten - Masjid Ngruweng terletak di Dukuh Ngruweng, Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Klaten. Masjid Ngruweng secara umum dikenal dengan nama Masjid Al Qohhar Ngruweng. Nama Al Qohhar diambil dari tokoh yang bernama Kyai Abdul Qohhar.

Sebelum mengulas tentang Kyai Abdul Qohhar, akan diulas sedikit tentang kekunoan Ngruweng. Di awali dari Prasasti Ngruweng bertarikh 804 Åš (882 M), era pemerintahan Rakai Kayuwangi dari Medang atau Mataram Kuno. Putra dari Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya dengan Prawodawardhani dari Wangsa Syailendra.

Dalam literatur ilmiah, Prasasti Ngruweng dikaitkan dengan Sima Ngruweng. Sima sendiri semacam tanah perdikan. Penetapan Sima tersebut dimungkinkan dengan Pastika yang tidak jauh dari Ngruweng, sebagaimana menurut Brandes (sejarahwan Belanda). Pastika sendiri merupakan Pendharmaan Rakai Pikatan. Ditandai dengan patok mirip lingga yang sekarang di Jakarta.

Kyai Abdul Qohhar merupakan Guru Dalem Para Raja, yakni Sunan-sunan dari Surakarta dan Sultan di Yogyakarta. Secara tertulis disebutkan sendiri oleh Sunan Pakubuwana IX dalam Kidung Sesingir, bagian dari Serat Wulang Putra yang juga bagian dari Serat Wira Iswara. Maka tidak mengherankan jika dalam Bauwarna, Ngruweng menjadi tujuan wajib Sadranan Karaton Kasunanan Surakarta.

Khas dan keunikan dari Masjid Ngruweng adalah: masjid, blumbang dan makam. Makam tersebut adalah dari Kyai Abdul Qohhar yang terletak di barat atau belakang masjid. Masjid Ngruweng sudah direnovasi. Tinggal bedug masjid bergaya Surakarta dan tradisinya. 

Banyak tradisi yang masih dilestarikan seperti padusan di blumbang menjelang Bulan Ramadhan. Kemudian aneka kenduri seperti Rasulan, Sadranan, Syawalan, Suronan dan Muludan. Kemudian kondangan apem menjelang Sholat Tarawih di malam pertama Ramadhan, kondangan kupat di 3 hari sebelum Bulan Ramadhan.

0 Komentar